Senin, 02 November 2009

AFFANDI SANG MAESTRO



dilahirkan di Cirebon pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Dari segi pendidikan, ia termasuk seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang segenerasinya, memperoleh pendidikan HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri. Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau pemuka bidang lainnya.

Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini dalam mengerjakan lukisannya, lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu.

Rabu, 07 Oktober 2009

Basuki Abdullah (1915 - 1993)

Basuki Abdullah (1915 - 1993)



Melukis 300 Potret Diri

Kegemaran melukis dimulai Basuki sejak usia enam tahun. Suatu kali pria kelahiran Sriwedari, Solo, 27 Januari 1915, ini terbaring sakit, iseng menyontek lukisan Yesus Kristus. Sembari melukis, ia merasakan sakitnya berangsur sembuh. Lantas Basuki beralih dari muslim menjadi nasrani (Katolik).


Pada usia 34 tahun (1949), Basuki mengikuti lomba lukis potret diri Ratu Belanda Juliana. Lomba itu diikuti 81 pelukis dari berbagai penjuru dunia. Tetapi yang mampu menyelesaikan potret Ratu tepat waktu hanya 21 pelukis, termasuk Basuki. Ia bahkan tampil sebagai juara. Sejak itu, Basuki laris sebagai pelukis potret diri.

Basuki mengenal ayahnya, pelukis R. Abdullah Surjosubroto, hanya setelah berusia 15 tahun. Suatu kali, anak kedua dari lima bersaudara ini, menggambar seekor singa yang sedang menerkam. ''Masa melukis macan ketawa,'' canda sang ayah, putra tokoh pergerakan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Basuki merasa sakit hati dan terpecut oleh komentar sinis sang ayah.

PENGERTIAN NIRMANA


Pengertian Nirmana

Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005

Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen –elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.

Selasa, 22 September 2009

SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM DI JAWA


Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Jawa

Mengenai sejarah penyebaran agama Islam di Jawa dan mengenai beralihnya penduduk Jawa ke agama Islam, umumnya para ahli sejarah belum banyak mengetahui secara pasti. Sampai sekarang kita hanya dapat merasa puas dengan ikhtisar-ikhtisar yang bersifat sementara dari para ahli, walaupun demikian pendapat para ahli juga masih melalui bukti-bukti kuat yang ada.

Rabu, 19 Agustus 2009

Raden Saleh

Raden Saleh Syarif Bustaman, adalh seorang pelukis modern pertama kali yang dimiliki oleh bangsa Indonesia

Jumat, 24 Juli 2009

seorang seniman dengan sendiri seorang nasionalis



Banyak orang mengatakan kesenian itu internasional. dari itu seorang seniman haruslah seorang bangsa nasionalis.ialah seorang yang tahu mengenal bangsa dan teman dari segala bangsa.jadi dengan sendirinya ia boleh tidak seorang nasionalis. Bukankah nasionalisme itu juga mempunyai warna politik?


Meskipun keterangan ini bagus dan menarik hati sekali,sebab " kemanusiannya" haruslah kita mengetahui baik buruknya(bagus) tadi. Kita mulai bertanya apakah seorang seniman itu ?


Sebelum seoranmg calon seniman menjadi seniman tulen, maka perlukah dia menguasai kebiasaan teknik keahliannya sebagai seorang ahli/tukang biasa.tetapi hal tidaklah cukup untuk mmenjadikan buah pekerjaanya bertaksu(jiwa) kalau dia tidak mempunyai dada yang berwatak. Si wataklah yang membuat seniman menjadi Goethe.